IMAN
KEPADA ALLAH (ASMAUL HUSNA)
A. PENGERTIAN
IMAN KEPADA ALLAH SWT
·
Menurut bahasa iman berasal dari bahasa arab aamana
yang berarti percaya.
·
Menurut Rasulullah SAW, iman didefinisikan dengan
keyakinan dengan hati, ikrar/mengucapkan dengan lisan dan dilakukan atau
dibuktikan dengan perbuatan.
·
simpulkan bahwa beriman kepada Allah berarti
mempercayai dengan sepenuh hati akan keberadaan Allah, mempercayai apapun yang
Allah perintahkan dan Allah larang.
B. PENGERTIAN
ASMAUL-HUSNA
Kata
Asmaul-husna berasal dari bahasa
arab. Al-asma berarti nama, dan al-husna berarti baik jadi Asmaul-husna
berarti nama-nama Allah yang terbaik sebagai bukti kesempurnaan-Nya.
Menurut bahasa, Asma`ul husna artinya
nama-nama yang baik. Sedangkan menurut istilah berarti nama-nama Allah yang
baik dan yang agung sesuai dengan sifat-sifat Allah sebagai bukti keagungan dan
kemuliaan-Nya, jumlahnya ada 99 (sembilan puluh sembilan) nama.Allah berfirman dalam
QS. Al-A`raf : 180
Artinya : "Allah mempunyai Asma`ul husna maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma`ul husna itu." (QS. Al-A`raf:180) Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Asma`ul husna jumlahnya 99, sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadis berikut :
Artinya : "Allah mempunyai Asma`ul husna maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma`ul husna itu." (QS. Al-A`raf:180) Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Asma`ul husna jumlahnya 99, sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadis berikut :
Artinya : "Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan
puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu, barang siapa menghafalnya
(menyebut di luar kepala) niscaya ia akan dimasukkan ke dalan surga." (HR.
Imam Bukhari)
1.
Al-Kariim (Maha Mulia)
Mari kita pelajari QS An-Naml/27 ayat 40
Allah memiliki sifat Al-Kariim, artinya Allah maha mulia, ajaran-Nya pun
mengandung kemuliaan. Kemuliaan Allah tercermin dalam sifat-Nya yang tidak
pilih kasih dalam memberi kenikmatan kepada makhluk-Nya, dan tidak mengharap
balasan apapun.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mulia dimaknai
dengan tinggi (derajat, pangkat, jabatan), luhur (budi), dan bermutu tinggi.
Kemuliaan Allah tercermin dari sifat-Nya yang tidak
pilih kasih dalam memperlakukan makhlkNya. Dia berikan makhluk-Nya kenikmatan
yang sangat sulit dihitung. Allah tidak meminta balasan apapun dari makhluk-Nya
atas segala nikmat tersebut. Malah kita diberi kebebasan untuk mengikuti
ajaran-Nya ataupun tidak.
2.
Al-mu’min (Maha mengaruniakan keamanan)
Al-mu’min adalah isim fa’il dari kata amana, yang
artinya pemberi keamanan. Allah memiliki sifat al-mu’min artinya Allah adalah
zat yang maha memberikan keamanan kepada makhlukNya. “Ya Allah, lindungilah
kami dari marabahaya dan ketakutan” inilah do’a yang sering kita panjatkan
kepada Allah. Ini merupakan bukti bahwa Allah adalah pemberi rasa aman dan
pemberi ketenangan di hati manusia.
QS Al-Quraisy/106 : 3-4 menyebutkan:
3. Maka
hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah).
4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
3.
Al-Wakil
(Maha mewakili/penolong)\
Al-wakil
berasal dari kata wakala yang artinya menyerahkan dan mempercayakan suatu
urusan kepada orang lain. Dalam konteks Asmaul-husna, Al-Wakil dapat dimaknai
bahwa Allah adalah Dzat yang paling tepat untuk diserahi segala urusan. Artinya
kita menyandarkan segala urusan kita kepada Allah SWT.
Al-wakiil
berasal dari kata wakala yang artinya menyerahkan dan mempercayakan
suatu urusan kepada orang lain (mewakilkan). Dalam konteks asmaul husna,
Allah al-Wakiil dapat dimaknai bahwa Allah adalah Dzat yang paling tepat untuk
diserahi segala urusan. Artinya kita menyandarkan segala urusan
Dari
asma Allah al-Wakiil ini kemudian lahirlah konsep tawakkal. Tawakkal dalam
bahasa Indonesia dapat disamakan dengan optimis, yakin bahwa Allah selalu
memberikan yang terbaik untuk kita. Dari asma Allah al-Wakiil ini pula dapat
ditemukan keindahan ajaran Islam tentang takdir. Dalam beberapa kitab
dijelaskan bahwa takdir manusia semua telah diatur oleh Allah. Rizkinya,
usianya, jodohnya dan lain-lain. Kita tidak tahu apakah akan menjadi orang kaya
atau miskin, berumur panjang atau pendek, dapat perawan/perjaka atau
kakek/nenek. Karena kita tidak tahu takdir kita seperti apa, maka wajib untuk
kita berikhtiar. Namun ingat jika gagal, Allah adalah al-Wakiil. an kita kepada
Allah SWT.
4.
Al-Matin (Maha Kokoh/Kuat)
Allah memiliki asma Al-Matin artinya Allah adalah Dzat
yang maha kokoh dalam kekuasaan-Nya, Dzat yang maha kuat dalam pendirian-Nya,
serta Dzat yang maha teguh dalam janji-Nya.
Allah
menjanjikan kebahagiaan dan surge bagi hamba yang mengikuti perintah-Nya, dan
Allah menjanjikan kehidupan yang saling bermusuhan dan panas serta Nerakan bagi
yang mengingkari dan menolak aturan-aturan-Nya. Ini semua tidak akan pernah
berubah sampai kapanpun, karena Allah al-Matiin sesuai dengan QS Ad-Dzariyat/51
: 58,
Artinya:
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi
sangat kokoh”.
Manusia
sebagai waki-lNya, tentu pula harus memiliki sifat ini. Kita harus memiliki
sifat teguh, tidak gampang tergoda dan tergoyahkan dengan harapan-harapan palsu
yang mengintai dan menggoda kita.
Manusia
yang meyakini bahwa Allah al-Matiin akan terus berusaha menjadi manusia yang
teguh pendirian dalam kebenaran, kuat kemauan untuk menjadi manfaat bagi
manusia dan mahkluk Allah yang lain.
5.
Al-Jami’ (Maha Mengumpulkan)
Dalam
QS Ali Imran/3 ayat 9 Allah SWT berfirman :
Artinya:
"Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk
(menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya".
Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.
Jami’
berasal dari kata jama’ah yang artinya kumpulan, lebih dari satu,
banyak. Allah bersifat al-Jami’ artinya Allah maha mengumpulkan/mempersatukan.
Selain
Allah akan mengumpulkan kita nanti pada hari kiamat, Allah al-jami’ juga dapat
kita buktikan dalam kehidupan ini. Coba kita amati sistem tata surya, adakah
yang mampu mengumpulkan matahari, planet, asteroid, bintang, dan benda langit
lainnya menjadi satu kesatuan sistem yang harmonis? Atau kita perhatikan
kehidupan di laut. Didalamnya hidup berbagai jenis makhluk yang Allah kumpulkan
menjadi sebuah ekosistem laut yang saling berhubungan dan saling membutuhkan? Subhanallah
!.
6.
Al-‘Adl ( Maha Adil)
Allah
bersifat al-Adlu artinya yang Maha Adil. Menurut kamus besar bahasa Indonesia ;
adil adalah sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak. Maksud Allah
memiliki sifat adil adalah bahwa Allah adalah Dzat yang memelihara kewajaran
atas berlanjutnya eksistensi.
Demikian
pula dengan hidup kita, Allah akan
meminta pertanggungjawaban segala apapun yang Allah titipkan/bekalkan kepada
kita. Kita yang diberi keleluasaan rizki janganlah merasa bahwa itu semua
hadiah, bukan! Itu adalah titipan yang dipercayakan kepada kita untuk digunakan
membangun sarana dan prasarana umum yang digunakan oleh umat. Bersyukurlah,
karena yakinlah bahwa golongan ini dipilih oleh Allah dengan ujian syukur.
Jika bersyukur, maka akan Allah tambahkan, namun jika ingkar terhadap tugas
maka siksa Allah sangat pedih.
7.
Al-Akhir (Maha Akhir)
Allah
Al-Akhir artinya Allah adalah Dzat yang paling akhir dibandingkan selainNya. QS
Al-Hadiid/57:3
Artinya:
“Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu”.
Bagi
manusia yang mempercayai bahwa Allah al-Akhir, dia akan memanfaatkan umurnya
semasa hidup untuk menjadi abdi Allah. Ia akan bekerja semaksimal mungkin
memanfaatkan segala yang dia miliki untuk menjalankan perintah Allah. Karena
dia sadar bahwa ada dzat yang Maha Akhir yang akan menjadi titik akhir dari
kehidupan ini. Setiap manusia tidak akan lepas dari pertanggungjawaban tugasnya
sebagai makhluk kepercayaan Allah, pemimpin di muka bumi ini.
C.
HIKMAH BERIMAN KEPADA ALLAH SWT
Dengan
meneladani dan meyakini asmaul-husna, kita dapat menjadi manusia yang lebih
baik dan memperoleh hikmah, antara lain:
1. Memiliki
keluhuran budi sesuai dengan asmaul-husna al-karim
2. Menjadi
manusia yang dapat memberikan keamanan untuk makhluk lain sesuai dengan
asmaul-husna al-mu’min
3. Hidup
optimis, karena Allah akan menolong makhluk-Nya yang mengalami masalah dalam
tugasnya sesuai dengan asmaul-husna al-wakiil
4. Menjadi
manusia yang teguh pendirian dalam menegakkan kebenaran dan kejujuran sesuai
dengan asmaul-husna (al-matin)
5. Mempersiapkan
diri untuk berkumpul di padang mahsyar untuk mempertanggung jawabkan
perbuatannya di dunia, serta menjadi katalisator terbentuknya persatuan dan
kesatuan umat agar terbentuk kehidupan yang harmonis. Ini sesuai dengan
asmaul-husna al-jami’
6. Menjadi
manusia yang yakin bahwa Allah maha tau apa yang kita butuhkan, sehingga kita
menjadi manusia yang siap mendapat ujian syukur ataupun ujian sabar dari Allah
karena Allah mempunyai sifat al-‘adl
7. Menjadi
manusia yang bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan karena mempercayai
Allah bersifat al-akhir.
Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT Dan Rasulnya
A. Pengertian
Iman
Menurut
bahasa, iman berasal dari bahasa Arab yaitu أَمَنَ- يُؤْمِنُ- إِيْمَان artinya
“membenarkan”. Sedangkan menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati,
diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan / amal, seluruh ajaran
dan perintah Allah SWT dalam kehidupan sehari hari.
B.
Pengertian Kitab-Kitab Allah swt.
Kitab Allah
ialah wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada para Rasul untuk diajarkan kepada
umat manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.Tujuan Allah menurunkan
kitab-kitab itu agar digunakan sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia
menuju jalan hidup yang benar dan diridhai-Nya. Jadi, iman kepada
kitab-kitab Allah SWT adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa
Allah SWT. telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi wahyu
untuk disampaikan dan diajarkan kepada umat manusia.
C. Suhuf
Selain
kitab-kitab, di dalam al-Quran disebutkan adanya Suhuf atau Sahifah (halaman),
yang berjumlah seratus Sahifah. Suhuf adalah firman Allah swt. yang diturunkan
kepada para Nabi atau rasul-Nya yang berisi hukum-hukum dasar sebagai petunjuk
dan pedoman dalam menjalankan agama-Nya. Sahifah ini diberikan Allah SWT kepada
tiga orang Nabi-Nya, masing-masing dengan rincian sebagai berikut:
- 60 Sahifah
kepada nabi Syits a.s.
- 30 Sahifah
kepada nabi Ibrahim a.s.
- 10 Sahifah
kepada nabi Musa a.s.
Firman Allah
swt.:
إِنَّ هَذَا لَفِى الصُّحُفِ اْلأُوْلَى صُحُفِ إِبْرَهِيْمَ وَمُسَ
Artinya: “Sesungguhnya
ini semua benar-benar terdapat di dalam suhuf yang pertama(yaitu) suhuf-suhuf
Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s.”(Qs.al-a’la: 18-19).
- Suhuf apabila dikumpulkan menjadi satu kesatuan disebut Mushaf ( Kitab )
D.
Dalil-dalil Naqli yang terkait dengan Iman kepada Kitab-kitab Allah
Beriman
kepada kitab-kitab Allah SWT. merupakan rukun iman yang ketiga. Umat Islam
wajib percaya dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua kitab yang telah
diturunkan Allah SWT.kepada para Rasul-Nya pasti benar. Firman Allah swt.:
….ياَأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلكِتَبِ اَّلذِيْ نَزَّلَ عَلَى رَسُوْلِهِ وَاْلكِتَبِ اَّلذِيْ أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ
Artinya: “Wahai
orang-orang yang beriman, tetaplah kamu sekalian beriman kepada Allah dan
rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya dan kitab-kitab
yang diturunkan sebelumnya.”(Qs.An-Nisa’:136)
Firman Allah
swt.:
Artinya: “Dan
Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di
antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang, niscaya Allah
menghendaki niscaya kamu dijadikan satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji
kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah bebuat kebajikan.
Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya….(al-Maidah :48)
Kitab-kitab
yang dimaksud dalam ayat di atas berisi peraturan, ketentuan, perintah dan
larangan yang dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan
agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kitab-kitab Allah swt.
diturunkan pada masa yang berlainan, namun di dalamnya terkandung ajaran pokok
yang sama, yaitu ajaran tauhid atau ajaran tentang keesaan Allah swt. Yang
berbeda hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan dengan zaman dan keadaan
umat pada waktu itu.
E. Nama-nama
kitab Allah swt. dan Rasul yang menerimanya.
Di antara
kitab-kitab Allah swt. yang wajib kita imani ada empat (4) yaitu:
1. Kitab Taurat
Kitab Taurat
diwahyukan Allah swt. kepada nabi Musa a.s. sebagai pedoman hidup bagi kaum
Bani Israil.
Firman Allah
swt:
…….إِنَّا أَنْزَلْنَا الَّتوْرَاةَ فِيْهَا هُدًى وَّنُوْرٌة
Artinya: “Sesungguhnya
Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada ) petunjuk dan cahaya (yang
menerangi)”….( Q.S Al-Ma’idah: 44)
Taurat asli
yang berisikan akidah dan hukum-hukum syariat sudah tidak ada lagi. Yang
beredar di kalangan orang-orang Yahudi saat ini bukanlah Taurat asli, melainkan
palsu. Sebab, mereka telah melakukan perubahan-perubahan isinya (ajarannya).
Para ulama pun sepakat bahwa taurat yang murni sudah tidak ada lagi. Taurat
yang beredar saat sekarang lebih tepat dikatakan sebagai karangan atau tulisan orang-orang
Yahudi pada waktu dan masa yang berbeda.
Allah
berfirman:
……مِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا يُحَرِّفُوْنَ اْلكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ
Artinya: “Yaitu
orang-orang Yahudi mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya.”(Qs.
An-Nisa’46).
2. Kitab Injil
Kitab Injil
diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi
Isa a.s. Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan
nyata yaitu perintah-perintah Allah SWT agar manusia mengesakannya dan tidak
menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, juga menjelaskan bahwa di akhir zaman
akan lahir Nabi yang terakhir.
Kitab Injil
yang beredar sekarang hanyalah hasil pikiran manusia bukan wahyu Allah .
Misalnya Kitab Injil matius, Injil lukas dan Injil Johanes. Antar Injil
tersebut banyak terdapat perbedaan dan bahkan bertentangan. Menurut para ahi,
isi dari kitab Injil adalah biografi Nabi isa a.s. dan keyakinan yang ada di
dalam ajarannya merupakan pikiran paulus, bukan pendapat orang-orang harawi
(pengikut-pengikut nabi isa a.s.) . Ada juga yang dinamakan Injil Bernabas,
oleh para ulama dianggap sesuai dengan ajaran tauhid. Namun Injil jenis ini
tidak dipakai oleh orang-orang Kristen (Nasrani). Dengan demikian, yang wajib
dipercayai oleh umat islam hanyalah Injil yang diturunkan Allah SWT.kepada nabi
isa a.s.
Firman Allah
swt.:
….وَأَتَيْنَهُ اْلإِنْجِيْلَ فِيْهِ هُدَى وَّنُوْرٌ
Artinya: “Dan
Kami telah memberikan kepadanya (Isa) kitab Injil sedang didalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi)”…(al-Maidah 46)
3. Kitab Zabur
Kitab zabur
diwahyukan Allah swt. Kepada nabi Daud
a.s. Nabi Daud hanya diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengikuti syariat
Nabi Musa. Maka pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang zikir, nasehat dan
hikmah tidak memuat syariat.
Firman Allah
swt.:
…..وَاَتَيْنَا دَاوُدَ زَبُوْرًا
Artinya: “Dan
kami berikan Zabur kepada Daud a.s“(al-Isra’ : 55)
4. Kitab al-Quran
Al-Quran
diturunkan Allah swt.kepada Nabi
Muhammad saw. Melalui malaikat Jibril itu tidak sekaligus, melainkan secara
berangsur-angsur, yang waktu turunnya Selama 22 Tahun 2 Bulan 22 Hari. Terdiri Dari 30 Juz, 144 Surat, 6666 Ayat,
74.437 Kalimat, Dan 325.345 Huruf. Turunnya al-Quran disebut Nuzulul Quran. Wahyu pertama berupa
surat Al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramadhan tahun 610 m. Di Gua
Hira ketika Nabi Muhammad sedang berkhalwat. Pada saat itu pula Nabi Muhammad
saw. dinobatkan sebagai Rasulullah atau utusan Allah swt. untuk menyampaikan
risalahNya kepada seluruh umat. Sedangkan ayat yang terakhir turun adalah surat
al-Maidah ayat 3, ayat tersebut turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10
hijriyah di padang ‘Arafah ketika beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji
perpisahan), karena beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut nabi Muhammad
saw wafat. Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Sebahagian isinya menghapus
sebahagian syari’at yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya
dengan hukum yang sesuai dengan hukum syariat yang sesuai dengan perkembangan
zaman. Al-Quran merupakan kitab suci terlengkap dan abadi sepanjang masa ,
berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman, serta pedoman dan petunjuk
bagi manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia agar tercapai kebahagiaan di
akhirat. Oleh karena itu,sebagai muslim kita tidak perlu meragukannya sama
sekali. Firman Allah:
….وَاَنْزَلْنَا اِلَيْكَ اْلكِتَبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقَا لِّمَابَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
Artinya: “Dan
Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu…(al-Maidah : 48)
Firman Allah
swt.:
ذَلِكَ الْكِتَبُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ
Artinya: “Kitab
(al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya,petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa”.(Qs.al-Baqarah:2)
Isi pokok
kandungan al-Quran adalah:
1. aqidah
atau keimanan
2. Ibadah
baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah
3. Akhlak
seorang hamba kepada khaliq, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya
4. Mu’amalah
yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia
5. Wa’ad dan
wa’id
6. Kisah
kisah nabi dan rasul, orang-orang shaleh dan orang-orang yang inkar
7. Ilmu
pengetahuan.
F. Keistimewaan
kitab suci al-Quran dibanding dengan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya adalah
sebagai berikut:
1.
Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir dan terjamin keasliannya.
Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir selalu dijaga kemurnian dan
keasliannya oleh Allah swt. sampai akhir zaman.
firman Allah swt.:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّالَهُ لَحَفِضُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya
kamilah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.”(al-hijr:9)
2.
Al-Quran memiliki isi kandungan yang paling lengkap dan sempurna. Isi
al-Quran mencakup segala aspek kehidupan manusia.
3. Al-Quran
tidak dapat ditiru dan dimasuki oleh ide-ide manusia yang ingin
menyimpangkannya karena Allah swt. yang selalu memeliharanya.Allah swt.
Berfirman:
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ اْلإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَّأْتُوْا بِمِثْلِ هَذَا اْلقُرْأَنَ لاَ يَْأتُوْنَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيْرًا
Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya
jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran ini, niscaya
mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia. Sekalipun sebahagian
mereka menjadi pembantu bagi sebahagian yang lainnya.”( Qs.al-Isra’88)
4. Al-quran
isinya sesuai dengan perkembangan zaman, berlaku sepanjang masa dan untuk
seluruh umat manusia.
5. Membaca
dan mempelajari isi al-Quran adalah ibadah. Masih banyak keistimewaan al-Quran
dibanding dengan kitab-kitab sebelumnya.
Oleh karena
itu, sebagai kitab suci umat Islam, kita harus berusaha mempelajari dan
mengkaji al-Quran dengan sungguh-sungguh, insya Allah akan diperoleh berbagai
keuntungan untuk hidup di dunia dan di akhirat. Karena dengan hanya membaca
saja sudah merupakan ibadah kepada Allah apalagi jika kita dapat memahami dan
mengamalkannya.
Sabda
Rasulullah saw.:
(عَلَيْكَ بِتِلاَوَةِ اْلقُرْأَنَ فَإِنَّهُ نُوْرٌ لَّكَ فِى اْلأَرْضِ وَذُخْرُ لَكَ فِى السَّمَاءِ (رواه ابن ماجه
Artinya: “atas
engkau membaca al-Quran adalah cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit.”(HR.
Ibn Majah)
Dengan
membaca dan mempelajari dan menggali isi kandungan ilmu pengetahuan yang ada
dalam al-Quran,akan:
- Menghilangkan
kegelisahan bathin, bahkan penyakit jiwa yang erat kaitannya dengan penyakit
jasmani.
-
Meningkatkan kewaspadaan diri untuk selalu menjalankan segala perintah-Nya dan
meninggalkan segala larang-Nya.
-
Meningkatkan kesadaran bahwa apa yang diperbuat di atas dunia ini akan
dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Dengan
demikian, selaku seorang muslim haruslah kita:
- Menjadikan
al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup ini, dan jangan berpedoman dengan
yang lainnya,
- Berusaha
untuk selalu menghormati, memuliakan dan menjunjung tinggi kitab suci al-Quran.
- Senantiasa
membaca al-Quran dalam segala kesempatan di kala suka maupun duka.
- berusaha
untuk memahami arti dan isi kandungannya
- berusaha
untuk mengamalkan isi kandungannya di dalam kehidupan sehari-hari.
G. Fungsi
beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
- Mempertebal keimanan kepada Allah swt. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang nampak maupun yang gaib.
- Memperkuat keyakinan seseorang kepada tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan meyakini kitab-kitab Allah swt. Maka akan percaya terhadap kebenaran al-Quran dan ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad saw.
- Menambah ilmu pengetahuan. Karena di dalam kitab-kitab Allah, di samping berisi tentang perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan zaman.
- Menanamkan sikap toleransi terhadap agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab-kitab Allah maka umat Islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam al-Quran dan hadits.
A.
Pengertian Iman Kepada Rasul-rasul Allah
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang
keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang
dimaksud iman kepada para rasul
ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang
telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan
kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Menurut Imam
Baidhawi, Rasul adalah orang yang
diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya.
Sedangkan nabi adalah orang yang
diutus Allah swt. untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul
sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi
nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya
melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78 yang artinya: “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًا اَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78 yang artinya: “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًا اَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)
Berdasarkan
hadis di atas jumlah nabi dan rasul ada 124.000 orang, diantaranya ada 315
orang yang diangkat Allah swt. menjadi rasul. Diantara 315 orang nabi dan rasul
itu, ada 25 orang yang nama dan sejarahnya tercantum dalam Al Quran dan mereka
inilah yang wajib kita ketahui, yaitu:
1. Adam
As 6. Ibrahim As 11. Yusuf
As
16. ZulkiFli As
21. Yunus As
2. Idris
As 7. Luth As
12. Ayub As
17.
Daud As
22. Zakaria As
3. Nuh
As 8. Ismail As
13. Syu’aib As 18.
Sulaiman As 23. Yahya As
4. Hud
As 9. Ishaq As 14. Musa
As
19. Ilyas As
24. Isa As
5. Sholeh
As 10. Yaqub As 15. Harun As
20. Ilyasa
As 25.Muhammad
Saw
B. Tugas
Para Rasul
Tugas pokok
para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka terima dari Allah swt.
kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka mendapatkan
tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena begitu berat
tugas mereka, maka Allah swt. memberikan keistimewaan yang luar biasa yaitu
berupa mukjizat.
Mukjizat
ialah suatu keadaan atau kejadian luar biasa yang dimiliki para nabi atau rasul
atas izin Allah swt. untuk membuktikan kebenaran kenabian dan kerasulannya, dan
sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentang atau tidak mau
menerima ajaran yang dibawakannya.
Adapun tugas
para nabi dan rasul adalah sebagai berikut:
1. Mengajarkan aqidah tauhid, yaitu
menanamkan keyakinan kepada umat manusia bahwa:
A. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah (tauhid
A. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah (tauhid
ubudiyah).
b. Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya (tauhid rububiyah)
c. Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia (tauhid uluhiyah)
d. Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhluqNya (tauhid sifatiyah)
b. Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya (tauhid rububiyah)
c. Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia (tauhid uluhiyah)
d. Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhluqNya (tauhid sifatiyah)
2. Mengajarkan
kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada Allah swt.
Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan dengan pasti oleh para rasul, tidak
boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah mahdhah
seperti salat, puasa dan sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau
menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh rasul termasuk kategori
“bid’ah,” dan bid’ah adalah kesesatan.
3.
Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang
dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah swt.
4.
Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan
sifat-sifat yang utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji,
sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya.
5.
Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan
yang digariskan Allah swt.
6.
Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat
kepada perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan mendapatkan balasan
surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa
kabar derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah
swt, terhadap manusia atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas
dengan neraka, suatu puncak penderitaan yang tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah:
6-8)
Tugas-tugas
rasul di atas, ditegaskan secara singkat oleh nabi Muhammad saw.dalam sabdanya
sebagai berikut:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص م : إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُِتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
(رَوَاهُ أَحْمَد بن حَنْبَل)
Dari Abi Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia. (H.R. Ahmad bin Hanbal)
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص م : إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُِتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
(رَوَاهُ أَحْمَد بن حَنْبَل)
Dari Abi Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia. (H.R. Ahmad bin Hanbal)
Seluruh
rasul mempunyai sifat yang sangat terpuji dan terhindar dari sifat-sifat
tercela. Sifat-sifat terpuyji yang harus dimiliki rasul disebut sifat wajib
rasul, sedangkan sifat-sifat tercela yang tidak mungkin ada pada diri rasul
disebut sifat mustahil para rasul.
Sifat-Sifat
wajib rasul ada 4 antara lain :
- Sidiq : berkata benar
- Amanah : dapat dipercaya
- Tabligh : menyampaikan
- Fathonah : cerdik,pandai
Sedang sifat
mustahil bagi rasul yaitu :
- Kizib : berkata bohong
- Khianah : tidak dapat dipercaya
- Kitman : menyembunyikan
- Baladah : bodoh
C. Rasul
Ulul Azmi
Rasul ulul
azmi adalah utusan Allah yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa
dalam menyampaikan risalah kepada umatnya.
Diantara 25 nabi
dan rasul, ada rasul yang di beri gelar ulul azmi, yaitu :
- Nabi Nuh As 4. Nabi Isa As
- Nabi Ibrahim As 5. Nabi Muhammad S.A.W
- Nabi Musa As
D.
Fungsi Iman Kepada Rasul Allah SWT
- Bertambah iman kepada Allah SWT dengan mengetahui bahwa rasul benar-benar manusia pilihan Allah
- Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul
- Mempercayai tigas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya
- Lebih mencintai dan menghormati rasul atas perjuangannya
- Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup
Comments
Post a Comment